Galih - Santi Cazorla berkeras bahwa tiki-taka belum tamat dan ia percaya Arsenal dan Spanyol tidak akan mengubah pola permainan mereka, yang berorientasi pada penguasaan bola.
Juara bertahan Piala Dunia dan Piala Eropa dihancurkan oleh Belanda, sebelum kalah dari Chile untuk mengakhiri perjalanan mereka di turnamen Piala Dunia 2014 di Brasil.
Sementara itu Barcelona, tim yang paling identik dengan tiki-taka selain Spanyol, justru mengakhiri turnamen musim lalu tanpa trofi satu pun.
"Tiki-taka adalah filosofi. Setiap tim harus menemukan filosofi mereka sendiri untuk menang dan kalah," tutur Cazorla pada Sportsmail.
"Hal tersebut bekerja dengan baik untuk Spanyol dan juga Arsenal, dan, jika anda terus bertahan dengan filosofi ini dan meraih sukses, mengapa tidak meneruskannya?" pungkasnya.
Post a Comment